Laman

Selasa, 24 Januari 2017

Ulah kita adalah fena

Ulah kita adalah fena, Yang terus mencatat. Catatan yang mesti dipertanggungjawabkan. Ulah kita --dimana di dalamnya ucap dan perilaku, seperti omongan yang tercetus dari bibir-lidah atau kelakuan, baik itu yang duakukan dengan gerakkan tangan atau langkah kaki sebagai penunjang inilah bisa disebut juga fena yang mencatat dimana kelak diminta pertanggingjawabkan.

Sebenarnya kalau bicara kelak pengertannya terlalu jauh. Kita bercontoh pada yng dekat-dekat saja dulu. semisal usai makan sampai pasti terasa pedas, begitupun terasa pahit atau asin setelah makan garam. Beranjak sedikit jika tangan ini baru melakukan maling tentu langsung merasa salah. Apalagi yang dipalingnya umpamanya harta milik tetangga, bisa saja hati ini tak tenang. Kenapa demikian, karena apa yang telah dilakukan oleh tangan atau demngan penunjang dua kaki pada dasarnya atas perintah jiwa atau hati (yang buruk) sebelumnya.

Demikianlah sedikit ulasan dalam suatu celoteh. Mudah-mudahan sedikitnya ada manfaat, terlebih bai say sendiri maupun untuk kalian semua.